Pahami dulu mau-nya Allah

Berhentilah berkata bahwa kau tak mampu melangkah tanpanya.

Berhentilah berucap bahwa kau tak sanggup bangkit setelah ditinggal olehnya.

Berhentilah mengecap bahwa dirimu bodoh karena tak mampu memberikan yang terbaik untuk kekasihmu sehingga ia pergi dan lebih memilih selainmu.

Kumohon, berhentilah dear.

Jangan merasa bersalah seperti itu.

Sungguh semua ini bukan kesalahanmu. Bukan pula salah siapapun. Ini hanya perihal takdir Tuhan yang sudah tertulis di Lauh Mahfudz jauh sebelum kamu ada di muka bumi ini.

Segala kepahitan hidup, baiknya dihadapi dengan kedewasaan, keikhlasan serta kepasrahan kepada yang Maha Berkuasa.

Perihal terlambatnya jodoh, tertahannya rezeki, pengkhianatan yang menimpa diri, luka yang disuguhkan oleh suami berkali-kali, atau kegagalan dalam membina pernikahan hingga mati, sungguh semua itu ada dalam genggaman Allah.

Kita hanya perlu mendekat lagi dan lagi. 

Bagi seseorang yang telah mengenal Allah, akan mudah baginya menerima segala kepahitan dan musibah yang menimpa dirinya.

Sementara sebagian dari kita akan lebih banyak mengeluhkan keadaan dan enggan mentafakkuri apa keinginan Allah sebenarnya.

Bisa jadi, pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihmu menjadi jalan bagimu untuk kembali kepada Allah.

Bisa jadi, kegagalanmu kemarin untuk menikah dengannya rupanya cara Allah menyelamatkan kamu dari orang yang salah.

Ayolah dear. 

Kita hanya perlu mengenal Allah lebih dekat lagi.

Tuhan kita amat baik.

Tidak mungkin dusta atas janji-janji-Nya.

Apalagi sampai mendzolimi hamba-hamba-Nya.

Mustahil.

@gadisturatea “Riany Az-Zahra”